Grebeg Pesta Rakyat yang Dinanti-nanti


Grebeg

Pesta Rakyat yang Dinanti-nanti

Gambar 1. Grebeg
Sumber: Dokumen Pribadi

Masyarakat rela datang berbondong-bondong memperebutkan arakan gunungan yang dianggap membawa berkah dan kemakmuran.

Grebeg Yogyakarta merupakan acara tahunan yang diadakan oleh Kraton Yogyakarta. Acara ini berupa upacara adat yang diadakan setahun tiga kali yaitu pada Grebeg Sura (1 Muharram), Grebeg Sawal (Idul Fitri), dan Grebeg Besar (Idul Adha). Upacara adat ini merupakan simbol sedekah dari pihak Keraton Yogyarkarta yang sudah dimulai sejak Sri Sultan Hamengkubuwono I. Wujud sedekah ini berupa gunungan representasi dari hasil bumi (sayur dan buah) serta jajanan (rengginang).

Gambar 2. Grebeg
Sumber: Dokumen Pribadi

Pada Grebeg Mulud, terdapat gunungan yang dijadikan simbol bagi keberadaan manusia. Terdiri laki-laki dan perempun yaitu gunungan Jaler dan gunungan Estri.Gunungan ini dibawa oleh abdi dalem yang menggunakan pakaian dan peci berwarna merah dan batik biru tua bermotif lingkaran putih dengan gambar bunga di lingkaran tengahnya. Semua abdi dalem ini berjalan tanpa menggunakan alas kaki alis nyeker.

Jalannya upacara ini ditandai dengan tembakan salvo lalu prosesi kirab dimulai. Prajurit Lombok Abang menjadi prajurit gardu terdepan yang mengawal prosesi kirab ini. Diikuti dengan prajurit Bugis dengan khas topi sulapnya serta prajurit Surakara yang berpakaian putih-putih. Berbarengan mengawal gunungan sebelum diserahkan ke penghulu Masjid Gede untuk didoakan sebelum gunungan dibagikan.

Setelah penghulu selesai mendoakan masyarakat langsung berbondong-bondong tumpah ruah untuk memperebutkan gunungan. Kegiatan ngrayah atau berebut memiliki filosofi bahwa manusia dalam kehidupannya untuk mencapai tujuan atau impiannya harus berani bersaing agar mencapai tujuannya tersebut.

Upara grebeg Mulud juga merupakan penutup dari rangkaian acara sekaten. Jadi, apakah kalian tertarik untuk mengikuti prosesi grebeg ini?

Komentar